Menjalankan agama dan mengamalkannya adalah perbuatan yang amat baik. Sebab agama itu wajib diamalkan agar kita bisa selamat dunia dan akhirat.
Akan tetapi kalau dalam menjalankan agama itu kita sampai berlebihan dan melewati batas, justru malah tidak baik dan berdosa. Sebab segala yang berlebihan dan melewati batas itu memang keliru.
Memakan makanan yang halalan tayyiban itu baik, tetapi bila berlebihan seperti menghabiskan nasi sampai habis lima piring sekaligus, tentu menjadi tidak baik. Selain kekenyangan, juga bisa muntah. Dan kalau sudah jadi budaya malah bisa jadi obesitas.
Berolahraga itu baik dan penting untuk menjaga kesehatan, tetapi bila berlebihan tentu menjadi tidak baik dan tidak sehat. Atlet yang berolahraga dengan melebihi ambang batas kemampuannya malah bisa cedera. Bahkan kalau sampai memompa jantungnya di luar kemampuannya malah bisa kena serangan jantung dan meninggal di tempat.
Begitu juga dengan menjalankan agama dan melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya, meski niatnya baik tetapi bila dilakukan dengan cara berlebihan hingga melewati batas yang telah ditentukan, malah menjadi tidak baik. Bukannya mendapat ridha dari Allah tetapi malah menuai murka.
Adakah Perbuatan Berlebihan Dalam Beragama?
Mungkin ada yang bertanya, memangnya ada perbuatan yang termasuk berlebihan dalam beragama? Bukankah beragama itu selalu baik dan memang dianjurkan?
Jawabnya ada dan banyak sekali perbuatan menjalankan agama yang berlebihan dan justru malah menurunkan murka Allah SWT. Kita bisa menengok ke belakang, yaitu umat-umat terdahulu yang telah Allah runtuhkan, salah satunya karena mereka terlalu berlebihan dalam menjalankan agama.
Ada dua ayat yang berbeda namun satu lafafz, yaitu larangan kepada para ahli kitab untuk berlebihan dalam beragama. Pertama di surat An-Nisa ayat 171 dan kedua di surat Al-Maidah ayat 77.
Maka disebabkan kelaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan atas mereka (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah. (QS. An-Nisa' : 160)
كُلُّ الطَّعَامِ كَانَ حِـلاًّ لِّبَنِي إِسْرَائِيلَ إِلاَّ مَا حَرَّمَ إِسْرَائِيلُ عَلَى نَفْسِهِ مِن قَبْلِ أَن تُنَزَّلَ التَّوْرَاةُ
Semua makanan adalah halal bagi Bani Israel melainkan makanan yang diharamkan oleh Israel (Yakub) untuk dirinya sendiri sebelum Taurat diturunkan. (QS. Ali Imran : 93)
Awalnya Allah SWT tidak terlalu banyak mengharamkan makanan ini dan itu kepada Bani Israil. Tetapi kelakukan mereka yang suka mengharamkan ini dan itu, akhirnya makanan yang halal itu malah diharamkan.
وَعَلَى الَّذِينَ هَادُواْ حَرَّمْنَا كُلَّ ذِي ظُفُرٍ وَمِنَ الْبَقَرِ وَالْغَنَمِ حَرَّمْنَا عَلَيْهِمْ شُحُومَهُمَا إِلاَّ مَا حَمَلَتْ ظُهُورُهُمَا أَوِ الْحَوَايَا أَوْ مَا اخْتَلَطَ بِعَظْمٍ ذَلِكَ جَزَيْنَاهُم بِبَغْيِهِمْ وِإِنَّا لَصَادِقُونَ
Dan kepada orang-orang Yahudi, Kami haramkan segala binatang yang berkuku dan dari sapi dan domba, Kami haramkan atas mereka lemak dari kedua binatang itu, selain lemak yang melekat di punggung keduanya atau yang di perut besar dan usus atau yang bercampur dengan tulang. Demikianlah Kami hukum mereka disebabkan kedurhakaan mereka; dan sesungguhnya Kami adalah Maha Benar. (QS. Al-An'am : 146)
Kita sebagai umat Muhammad SAW dihalalkan memakan bagian mana saja dari hewan yang kita sembelih. Sedangkan untuk orang-orang yahudi, Allah SWT haramkan semua itu kecuali hanya dagingnya saja. Minyak atau lemaknya diharamkan, demikian juga dengan 'jeroan' serta bagian-bagian tubuh lainnya.
Syariat Islam Banyak Diberi Kemudahan
Secara fitrah, Allah SWT menurunkan syariat yang amat mudah, ringan dan sederhana. Hampir semua beban berat yang dipikulkan di puncak yahudi dan nasrani, tidak dibebankan kepada umat Muhammad SAW. Barangkali ini merupakan jawaban dari doa Rasulullah SAW, dimana beliau SAW selalu meminta syariat yang dimudahkan dan mampu dengan sederhana dikerjakan.
لاَ تُؤَاخِذْنَا إِن نَّسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَا لاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya.(QS. Al-Baqarah : 286)
Ada begitu banyak kemudahan syariat yang Allah turunkan, maka kita wajib mensyukurinya dan haram meminta yang lebih berat.
1. Syariat Shalat Yang Ringan
Syariat shalat yang berlaku buat kita adalah syariat yang paling mudah dan ringan, semua orang pasti bisa mengerjakannya. Maka janganlah kemudian ada yang berusaha membuatnya menjadi susah.
Bagi yahudi, Allah menetapkan hukum najis yang sangat keras, ketat dan amat memberatkan. Lagi-lagi sebabnya adalah karena mereka sok merasa mampu dan menantang Allah untuk diberikan agama yang berat. Barangkali dalam logika mereka, semakin berat beban beragama, akan semakin tinggi derajat iman mereka di sisi Allah.
Padahal justru yang terjadi sebaliknya. Allah SWT lebih menyukai hamba-Nya menjalankan apa yang telah ditetapkannya, meski pun itu terasa ringan, ketimbang hamba yang takabbur, tinggi hati dan sok suci di hadapan-Nya, lalu meminta syariat yang memberatkan.
a. Boleh Menyentuh NajisMuslim Diharamkan Berlebihan Dalam Beragama
Pelajaran yang paling penting dari kesalahan umat terdahulu adalah mereka dihancurkan Allah akibat sifat berlebihan dalam agama. Apa yang sudah Allah halalkan, dengan sombong mereka haramkan. Akibatnya, Allah benar-benar mengharamkannya, sehingga mereka tidak mampu menjalankannya.
Kita pun saat ini bisa terjangkit penyakit mereka, yaitu apabila kita berlebihan dalam masalah agama. Syariat sudah turun dengan mudah, maka haram bagi kita membuat syariat itu menjadi sulit, dengan menambah-nambahi aturan yang datang dari diri kita sendiri.
Berlebihan Dalam Beragama : Menajiskan Yang Tidak Najis
Kita hidup di zaman yang penuh dengan orang-orang kurang berilmu tetapi sok beragama. Mereka ini adalah kelompok yang seringkali berurusan dengan najis tanpa ilmu. Sayang sekali mereka tidak pernah belajar ilmu fiqih, tidak mampu membedakan mana najis dan mana tidak najis.
Cara mereka beragama hanya didasari oleh keragu-raguan, ketakutan, isu-isu yang tidak jelas, serta hasil jiplakan pendapat sesama orang kurang punya kompetensi juga. Dasar agamanya cuma berdasarkan 'katanya', semata-mata 100% taqlid buta kepada orang yang sama sekali tidak punya kapasitas untuk berfatwa.
Ilmunya sebatas hasil 'copy and paste' dari internet, yang mana sumbernya bukan ulama dan ahli syariah, hanya sekedar ilmuwan dan peneliti, tetapi bukan fuqaha yang punya kapasitas dalam ilmu syariah.
Maka wajar kalau dalam pandangan mereka, najis itu hukumnya jadi haram disentuh. Padahal syariat Islam tidak mengharamkan kita menyentuh najis. Syariat hanya mengharamkan bisa kita shalat terkena najis.
Dan wajar pula yang namanya najis dalam pandangan awam mereka bersifat abadi. Walapun sudah berubah menjadi benda lain, tetapi masih masih tetap dianggap najis. Semboyannya : "Sekali najis tetap najis, hidup najis!!"
1. Cuka Berasal Dari Khamar Tetapi Tidak Najis
Rasulullah SAW paling suka makan roti gandum dengan lauk cuka. Dan proses pembuatan cuka di masa itu hanya lewat fermentasi dari buah anggur dan kurma, yang kemudian sempat menjadi khamar dulu, kemudian terakhir baru berubah jadi cuka.
Cuka yang dimakan oleh beliau SAW itu pernah jadi khamar dan hukumnya najis. Tetapi ketika khamar sudah berubah jadi cuka, hukumnya sudah tidak najis lagi. Beliau bersabda :
2. Kulit Bangkai Yang Sudah Disamak Tidak Najis
Kulit bangkai yang najis itu apabila sudah disamak akan berubah kembali menjadi suci. Begitulah petunjuk Rasulullah SAW dan begitulah kata para ulama.
Rasulullah Saw bersabda :
إِذَا دُبِغَ الإِهَابُ فَقَدْ طَهُرَ
Dari Abdullah bin Abbas dia berkata,"Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda,"Apabila kulit telah disamak, maka sungguh ia telah suci." (HR. Muslim)
أَيُّمَا إِهَابٍ دُبِغَ فَقَدْ طَهُرَ
Semua kulit yang telah disamak maka kulit itu telah suci. (HR. An-Nasai)
Namun karena mereka tidak punya ilmu, masih saja mengatakan kulit bangkai itu najis. Ilmunya sebatas hanya apa yang mereka baca dalam bentuk terjemahan, tidak pernah merujuk langsung ke kitab-kitab fiqih yang muktamad.
3. Babi Gosong Jadi Garam : Suci
Kalau sempat baca kitab-kitab fiqih yang original, kita akan menemukan bahwa para ulama mengatakan bahkan bila ada babi yang terjatuh masuk ke dalam mallahah (ملاحة), maka garam yang dihasilkan itu suci tidak najis.
Mallahah adalah alat untuk membuat garam tradisional orang Arab di masa lalu. Bentuknya berupa tempat pembakaran, semua yang masuk mallahah itu akan dibakar dengan suhu tinggi, sehingga akan berubah jadi arang dan gosong. Semua sisa pembakarannya berubah jadi arang dan abu. Dari situ akan didapat kristal-kristal garam yang para ulama sepakat hukumnya suci dan tidak najis.
Memang kasus yang satu ini tidak disepakati oleh para ulama. Mazhab Asy-Syafi'iyah dan Al-Hanabilah masih kekeh bahwa pembakaran tidak mengubah najis.
Namun kalau kotoran babi digunakan buat pupuk tanaman, lalu tanaman itu berbuah, belum pernah ada yang mengharamkannya. Padahal secara alur logika, tanaman itu pasti mendapatkan zat-zat dari kotoran babi. Sepanjang yang saya tahu, belum ada satu ulama yang mengharamkan buah yang diberi pupuk kotoran babi.
Demikian juga daging ikan lele. Walaupun sepanjang sejarah hidupnya lele itu sangat jorok. Ikan lele itu adalah hewan pemakan najis, lele diberi makan berupa kotoran hewan, baik kotoran ayam, kambing, sapi bahkan termasuk juga kotoran babi dan kotoran manusia.
Namun ketika semua kotoran super najis itu sudah diolah kembali oleh perut lele dan dicerna sedemikian rupa berubah menjadi daging lele, belum pernah ada yang berfatwa haramnya lele. Padahal 100% dipastikan daging lele itu terbuat dari benda super najis yang amat najis.
Kalau masih ada yang mengharamkan daging lele, maka kita bisa sebut orang itu adalah orang yang berlebih-lebihan dalam beragama. Sebab apa yang hukumnya sudah tidak najis, ternyata masih saja dicari-cari kenajisannya.
Semoga Allah melindugi kita dari sifat paranoid najis, amien ya rabbal alamin.
Islam dan Ilmu Pengetahuan
Ahmad Sarwat, Lc., MA | 12 November 2019, 07:17 | 3.540 views |
Perluasan Hal-hal Yang Membatalkan Puasa di Empat Mazhab
Ahmad Sarwat, Lc., MA | 14 March 2019, 18:09 | 5.040 views |
Ragam Teknis Terurainya Ikatan Pernikahan
Ahmad Sarwat, Lc., MA | 18 November 2016, 10:05 | 6.231 views |
Sampaikanlah Walaupun Hanya Satu Ayat
Ahmad Sarwat, Lc., MA | 5 May 2016, 17:20 | 25.604 views |
Selamat Jalan Kiyai Ali Mustafa Yaqub
Ahmad Sarwat, Lc., MA | 28 April 2016, 08:55 | 12.128 views |
Anti Mazhab Tapi Mewajibkan Taqlid
Ahmad Sarwat, Lc., MA | 30 December 2015, 07:15 | 15.786 views |
Hakikat Memperingati Tahun Baru Islam
Ahmad Sarwat, Lc., MA | 18 October 2015, 16:24 | 7.220 views |
Istri : Mahram Apa Bukan?
Ahmad Sarwat, Lc., MA | 24 November 2014, 21:17 | 20.866 views |
Masak Sih Ikhwan dan Akhawat Boleh Berduaan?
Ahmad Sarwat, Lc., MA | 16 November 2014, 06:59 | 20.490 views |
Ulama Mie Instan Seleraku
Ahmad Sarwat, Lc., MA | 4 November 2014, 08:55 | 13.818 views |
Penerapan Syariat Islam di Nusantara
Ahmad Sarwat, Lc., MA | 12 August 2014, 04:29 | 13.829 views |
Islam di Antara Kebodohan Guru dan Fanatisme Murid
Ahmad Sarwat, Lc., MA | 4 August 2014, 06:45 | 13.101 views |
Takjil Bukan Kurma, Gorengan Atau Biji Salak
Ahmad Sarwat, Lc., MA | 26 July 2014, 09:19 | 9.396 views |
Imsak : Tidak Makan dan Minum
Ahmad Sarwat, Lc., MA | 19 July 2014, 06:15 | 9.378 views |
Ibadah Terbawa Suasana
Ahmad Sarwat, Lc., MA | 14 July 2014, 04:49 | 7.583 views |
Tarawih : Ibadah Ramadhan Yang Paling Banyak Godaannya
Ahmad Sarwat, Lc., MA | 9 July 2014, 07:47 | 8.589 views |
Ulama Kok Tidak Bisa Bahasa Arab?
Ahmad Sarwat, Lc., MA | 8 June 2014, 06:58 | 11.870 views |
Suamiku : Surgaku dan Nerakaku
Ahmad Sarwat, Lc., MA | 1 June 2014, 10:26 | 24.243 views |
Memperbaiki Moral Umat
Ahmad Sarwat, Lc., MA | 3 May 2014, 05:16 | 6.813 views |
Kurang Akurat
Ahmad Sarwat, Lc., MA | 13 April 2014, 04:15 | 7.234 views |
Mantan Ustadz
Ahmad Sarwat, Lc., MA | 22 March 2014, 08:27 | 12.248 views |
Majelis Ulama
Ahmad Sarwat, Lc., MA | 6 March 2014, 04:46 | 6.814 views |
Ulama : Wakil Tuhan di Muka Bumi
Ahmad Sarwat, Lc., MA | 4 March 2014, 05:19 | 8.255 views |
Masih Insyaallah
Ahmad Sarwat, Lc., MA | 28 February 2014, 06:40 | 8.953 views |
Kuatnya Umat Islam
Ahmad Sarwat, Lc., MA | 24 February 2014, 08:12 | 8.211 views |
Mengaku Muttabi' Ternyata Taqlid Juga
Ahmad Sarwat, Lc., MA | 14 February 2014, 05:19 | 15.125 views |
Ketika Rasulullah SAW Sedih, Marah dan Melaknat
Ahmad Sarwat, Lc., MA | 8 February 2014, 06:04 | 65.466 views |
Kembali ke Al-Quran Agar Terhindar Dari Khilafiyah?
Ahmad Sarwat, Lc., MA | 3 February 2014, 06:03 | 11.637 views |
Memerangi Mazhab (Lagi)
Ahmad Sarwat, Lc., MA | 15 January 2014, 18:22 | 14.581 views |
Ulama dan Bukan Ulama : Beda Kelas
Ahmad Sarwat, Lc., MA | 10 January 2014, 08:04 | 8.429 views |
English Please
Ahmad Sarwat, Lc., MA | 9 January 2014, 04:59 | 6.947 views |
Berlebihan Dalam Menjalankan Agama
Ahmad Sarwat, Lc., MA | 16 December 2013, 12:56 | 14.673 views |
Mengandung Babi Atau Pernah Menjadi Babi
Ahmad Sarwat, Lc., MA | 6 December 2013, 09:51 | 11.661 views |
Taklid Kepada Bukhari dan Muslim
Ahmad Sarwat, Lc., MA | 25 November 2013, 23:19 | 8.126 views |
Tafsir Ayat Dengan Ayat : Masih Banyak Kelemahannya
Ahmad Sarwat, Lc., MA | 23 November 2013, 01:33 | 7.807 views |
Lebaran Kita Yang Mahal
Ahmad Sarwat, Lc., MA | 10 August 2013, 08:27 | 8.045 views |
Dokter, Perawat dan Tukang Obat
Ahmad Sarwat, Lc., MA | 7 August 2013, 14:38 | 10.902 views |
Memerangi Mazhab Fiqih
Ahmad Sarwat, Lc., MA | 6 August 2013, 19:40 | 9.929 views |
Mudharabah = Saling Memukul?
Ahmad Sarwat, Lc., MA | 19 July 2013, 07:55 | 8.970 views |
Asal Jangan Tentang Puasa atau Zakat
Ahmad Sarwat, Lc., MA | 8 July 2013, 07:19 | 8.109 views |
Rahasia Bangun Malam
Ahmad Sarwat, Lc., MA | 4 July 2013, 04:57 | 10.362 views |
Proses Terbentuknya Hukum Fiqih
Ahmad Sarwat, Lc., MA | 25 June 2013, 02:01 | 10.751 views |
Sayyid Utsman Mufti Betawi
Ahmad Sarwat, Lc., MA | 18 June 2013, 08:01 | 12.197 views |
Rancunya Bahasa Terjemahan
Ahmad Sarwat, Lc., MA | 17 June 2013, 07:43 | 33.008 views |
Basmalah Ketika Menyembelih
Ahmad Sarwat, Lc., MA | 9 May 2013, 05:34 | 7.986 views |
Menulislah Sebagaimana Para Ulama Menulis
Ahmad Sarwat, Lc., MA | 15 April 2013, 05:53 | 7.671 views |
Mulai Dari Menulis
Ahmad Sarwat, Lc., MA | 5 April 2013, 07:10 | 7.158 views |
Istri Bukan Pembantu
Ahmad Sarwat, Lc., MA | 18 March 2013, 08:57 | 9.868 views |
Ahmad Zarkasih, Lc | 106 tulisan |
Hanif Luthfi, Lc., MA | 66 tulisan |
Muhammad Saiyid Mahadhir, Lc, MA | 57 tulisan |
Ahmad Sarwat, Lc., MA | 48 tulisan |
Isnan Ansory, Lc, MA | 26 tulisan |
Firman Arifandi, Lc., MA | 23 tulisan |
Sutomo Abu Nashr, Lc | 20 tulisan |
Aini Aryani, Lc | 19 tulisan |
Galih Maulana, Lc | 15 tulisan |
Muhammad Abdul Wahab, Lc | 13 tulisan |
Ali Shodiqin, Lc | 13 tulisan |
Isnawati, Lc., MA | 9 tulisan |
Muhammad Ajib, Lc., MA | 9 tulisan |
Siti Chozanah, Lc | 7 tulisan |
Tajun Nashr, Lc | 6 tulisan |
Maharati Marfuah Lc | 5 tulisan |
Faisal Reza | 4 tulisan |
Ridwan Hakim, Lc | 2 tulisan |
Muhammad Aqil Haidar, Lc | 1 tulisan |
Muhammad Amrozi, Lc | 1 tulisan |
Luki Nugroho, Lc | 0 tulisan |
Nur Azizah, Lc | 0 tulisan |
Wildan Jauhari, Lc | 0 tulisan |
Syafri M. Noor, Lc | 0 tulisan |
Ipung Multinigsih, Lc | 0 tulisan |
Solihin, Lc | 0 tulisan |
Teuku Khairul Fazli, Lc | 0 tulisan |
Jadwal Shalat DKI Jakarta24-1-2021Subuh 04:31 | Zhuhur 12:06 | Ashar 15:29 | Maghrib 18:21 | Isya 19:33 | [Lengkap]
|
Rumah Fiqih Indonesiawww.rumahfiqih.comJl. Karet Pedurenan no. 53 Kuningan Setiabudi Jakarta Selatan 12940 Copyright © by Rumah Fiqih Indonesia Visi Misi | Karakter | Konsultasi | Pelatihan | Materi | Buku | PDF | Ustadz | Mawaris | Video | Quran | Pustaka | Radio | Jadwal Link Terkait : Sekolah Fiqih | Perbandingan Mazhab | img
|