Sat 24 November 2012 09:46 | Kontemporer > Fenomena sosial | 8.778 views
Saya ingin bertanya pada ustad dan ini mungkin sesuatu yang bersifat umum mengenai hubungan antara hasil dari suatu usaha dengan doa yang kita panjatkan.
Contohnya mengenai Timnas PSSI yang mungkin dari dulu belum pernah juara atau mungkin jarang sekali menjadi juara dalam suatu turnamen walaupun berbagai upaya telah dilakukan dan padahal saya yakin bahwa mayoritas pendukung PSSI selalu berdoa pada ALLAH SWT agar Timnas kita bisa memenangkan suatu turnamen, tetapi mengapa sering kalah terus padahal mungkin yang menjadi lawan kita para pendukungnya berdoanya bukan pada Allah SWT.
Mohon penjelasan
Jawaban :
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Menang atau kalahnya team kesebelasan sepak bola tentu tidak semata-mata berdasarkan faktor doa. Tetapi semua kembali kepada kehendak Allah SWT. Dan kehendak Allah SWT itu rata-rata bersandar kepada sunnatullah.
Istilah sunnatullah ini kalau dalam bahasa orang sekuler yang tidak beriman, mereka menyebutkan dengan hukum alam atau hukum sebab akibat.
Maksudnya?
Maksudnya, faktor kemenangan itu amat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sebenarnya fenomena yang nyata, misalnya dengan skil para pemain, jam terbang, stamina, penguasaan teknik individu, kekompakan, termasuk juga faktor kualitas latihan dan intensitasnya.
Bahkan sering juga faktor psikologis pun ikut bermain menentukan memang kalah. Karena itulah setiap team biasanya punya supoorter, untuk memberikan energi psikologis kepada para pemain.
Satu lagi faktor yang seringkali kurang diperhatikan, yaitu faktor kualitas bibit pemain. Negeri yang sudah maju dunia sepakbolanya, biasanya sudah mengkader para pemain sejak mereka masih kecil. Anak-anak itu kemudian sejak dini sudah diarahkan jalan hidupnya untuk menjadi pemain sepak bola profesional. Nantinya, segala aktifitas, seluruh hidup dan matinya, untuk memenangkan pertandingan sepak bola.
Maka kalau hasilnya adalah team sepak bola yang handal, kualitas pemain yang terbaik, tentu itu merupakan sunnatullah. Siapa yang bisa memenuhi semua syarat sunatullah, maka dia berhak untuk menang dan jadi juara.
Sunnatullah dan Doa
Sedangkan kedudukan doa, memang terkadang bisa saja mengalahkan apa yang kita sebut dengan sunnatullah. Tetapi yang perlu kita ketahui, Allah SWT tidak terlalu sering mengubah sunnah-Nya hanya gara-gara doa yang dipanjatkan, apalagi bila kasusnya tidak penting-penting amat.
Maksudnya begini, misalnya ada orang yang rajin ibadah, dia berdoa minta sesautu yang agak melanggar sunnatullah, misalnya dia minta agar dirinya bisa terbang ke udara. Maka mulailah dia berdoa setiap hari siang dan malam, tidak berhenti-berhenti sampai sepanjang 10 tahun lamanya. Nah, menurut Anda kira-kira apakah doanya diterima dan setelah 10 tahun berdoa tiba-tiba dia bisa terbang?
Jawabnya kemungkinan besar tidak. Tidak tidak akan bisa terbang ke udara melawan gaya gravitasi bumi hanya dengan cara berdoa dan meminta.
Sebab di luar doa dan keinginannya itu, ada sunnatullah yang sangat kuat, yaitu gaya gravitasi bumi. Ya, gravitasi bumi iu adalah salah satu sunnatullah. Doa tidak bisa begitu saja dipanjatkan untuk melawan sunnatullah.
Berat jenis tubuh si pendoa itu masih jauh lebih berat dari berat jenis udara di sekitarnya. Sementara dia tidak punya energi dorong yang bisa melawan daya tarik bumi atas dirinya.
Maka sebenarnya yang dia butuhkan adalah semua faktor sunnatullah yang bisa melawan sunnatullah grafitasi bumi. Sunnatullah itu tidak lain adalah peswat terbang, balon udara dan sejenisnya. Begitu ada orang naik pesawat, muslim atau kafir, berdoa atau tidak berdoa, maka dia bisa terbang melawan gaya grafitasi bumi.
Kedudukan Doa
Mungkin Anda bertanya, kalau begitu, lalu apa artinya doa? Bukankah katanya kalau kita berdoa meminta kepada Allah, pasti akan dikabulkan?
Memang benar bahwa Allah SWT telah berfirman bahwa hamba-hamba-Nya diminta untuk berdoa dan akan dikabulkan.
Dan Tuhanmu berfirman: "Berdo'alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu". (QS. Al-Mukmin : 60)
Namun kita tidak boleh salah dalam mengartikan ayat ini secara zahir (lahiriyah). Sebab meski pernyataan ayat di atas secara zahirnya demikian, tetapi kita tetap keliru kalau hanya bermain-main dengan pengertian yang dangkal.
Sebab posisi orang berdoa itu hanyalah posisi meminta, bukan meminta itu bukan mencipta. Meminta itu sangat berbeda dan jauh sekali maknanya dengan mencipta. Dalam posisi meminta, apakah permintaan itu akan dikabulkan atau tidak, masih ada banyak faktor lainnya. Berbeda dengan mencipta. Allah SWT itu Maha Pencipta. Kalau Dia mencipta, begitu dikatakan 'kun' yang maknanya 'jadilah', maka saat itu juga akan langsung jadi (fa yakun).
Maka orang tua kita sering menasehati, bahwa yang namanya doa itu bukan kun fayakun. Sunnatullah itu adalah ciptaan Allah, maka kita tidak bisa seenaknya mengubah ciptaan Allah, hanya dengan berdoa. Allah saja sebagai sang Pencipta, tidak begitu saja mengubah seenaknya apa yang Dia telah ciptakan.
Lho, kok tiba-tiba ada hamba yang bukan pencipta, tiba-tiba merasa berhak untuk mengubah-ubah seenaknya apa yang telah Allah SWT ciptakan.
Maka bagian akhir dari jawaban ini cuma ingin mengingatkan, bahwa berdoa apa PSSI memang itu sih boleh-boleh saja. Tetapi ketika beragam rangkaian sunnatullah untuk tercapainya kemenangan tidak dipenuhi, tentu akan sulit kemenangan itu bisa tercapai.
Karena titik masalahnya bukan pada doa, melainkan pada syarat sunnatullah yang tidak dipenuhi.
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc., MA
Bersalaman Seusai Shalat 22 November 2012, 17:01 | Shalat > Ritual Terkait Shalat | 10.394 views |
Bolehkah Merevisi Mahar Setelah Akad? 20 November 2012, 17:00 | Pernikahan > Mahar | 23.511 views |
Bolehkah Orang Kafir Masuk Masjid? 18 November 2012, 17:00 | Shalat > Masjid | 14.017 views |
Demokrasi Soal Aqidah atau Muamalah? 17 November 2012, 17:00 | Kontemporer > Perspektif Islam | 10.131 views |
Shalat Hadiah untuk Orang Tua Meninggal 16 November 2012, 00:45 | Shalat > Shalat sunah | 18.190 views |
Operasi Selaput Dara 15 November 2012, 17:00 | Wanita > Hukum | 8.171 views |
Dzikir Ratib Al Haddad 14 November 2012, 17:00 | Umum > Tasawuf | 72.262 views |
Hukum Wanita Haid Masuk Masjid 12 November 2012, 03:25 | Thaharah > Haidh Nifas Istihadhah | 42.560 views |
Wanita Haram Menjadi Imam Buat Laki-laki 7 March 2012, 17:00 | Shalat > Imam | 10.529 views |
Benarkah Wanita Boleh Jadi Imam Shalat Buat Laki-laki? 6 March 2012, 17:00 | Shalat > Imam | 6.408 views |
Mengulang-ulang Tayammum 4 March 2012, 17:00 | Thaharah > Tayammum | 6.322 views |
Benarkah Wanita Haid Boleh Tetap Puasa? 6 September 2008, 22:45 | Puasa > Puasa terlarang | 9.915 views |
Mimpi Basah Saat Ramadhan 6 September 2008, 22:44 | Puasa > Membatalkan Puasa | 7.432 views |
Perlukah Bersyahadat Lagi? 6 September 2008, 12:20 | Aqidah > Syahadat | 9.622 views |
Kafirkah Orang Tua Rasullulloh? 6 September 2008, 12:18 | Aqidah > Nabi | 13.513 views |
Nabi Isa Disebutkan 25 Kali Dalam Al-Quran 6 September 2008, 11:53 | Aqidah > Nabi | 7.630 views |
Taqdir, Bisakah Diubah? 6 September 2008, 11:51 | Aqidah > Takdir | 11.304 views |
Cara Menyadarkan Teman yang Inkar-Sunnah 6 September 2008, 11:50 | Aqidah > Allah | 17.373 views |
Status Pernikahan Isteri yang Murtad 6 September 2008, 11:49 | Pernikahan > Talak | 9.313 views |
Baiat Dan Syahadatain 6 September 2008, 11:46 | Aqidah > Baiat | 10.656 views |
TOTAL : 2.300 tanya-jawab | 44,135,435 views
Jadwal Shalat DKI Jakarta9-3-2021Subuh 04:42 | Zhuhur 12:05 | Ashar 15:09 | Maghrib 18:12 | Isya 19:20 | [Lengkap]
|
Rumah Fiqih Indonesiawww.rumahfiqih.comJl. Karet Pedurenan no. 53 Kuningan Setiabudi Jakarta Selatan 12940 Copyright © by Rumah Fiqih Indonesia Visi Misi | Karakter | Konsultasi | Pelatihan | Materi | Buku | PDF | Ustadz | Mawaris | Video | Quran | Pustaka | Radio | Jadwal Link Terkait : Sekolah Fiqih | Perbandingan Mazhab | img
|