Ramadhan kemarin, ketika menjadi pembicara dalam sebuah forum kajian saya dikomplain langsung di TKP oleh salah seorang hadirin. Alasannya karena saya memberikan konklusi tentang apa yang dibahas itu sebagai barang syubhat yang tentu lebih baik untuk ditinggalkan.
Syubhat karena memang tidak ada kejelasan hukum, apakah sesuatu itu masuk dalam perkara yang haram atau yang halal. Karena yang halal itu punya dalil yang jelas, dan yang yang harampun jelas dalil keharamannya. Dan ini tidak pada kedua itu.
Dengan nada yang agak marah, beliau complain:
"Saya sayangkan perkataan ustadz, bahwa itu adalah perkara syubhat. Padahal tadinya ustadz bilang kalau ustadz tidak pada posisi mengharamkan, tapi kenapa bilang syubhat? Karena kalau syubhat berarti kan haram. Kita semua di sini berarti melakukan dosa dong, karena itu haram”.
Ya, wajar saja beliau marah, mungkin beliau melakukan praktek itu dan ketika saya katakan hukumnya syubhat, beliau jadi tersinggung. Dan wajar pula karena beliau memahami bahwa syubhat itu artinya haram padahal bukan begitu. Beliau beralasan dengan potongan hadits Nabi SAW berikut ini :
ومن وقع في الشبهات وقع في الحرام
“siapa yang melakukan perkara syubhat berarti ia melakukan perkara haram” (HR Bukhari dan Muslim)
Rupanya beliau ini memahami secara tektual saja, bahwa yang namanya syubhat itu berarti sama saja dengan haram. Oleh karena itu siapa saja yang melakukan sesuatu yang hukumnya masih syubhat, berarti melakukan yang haram dan karena itu pasti berdosa.
Padahal kalau kita teliti sebenarnya maksud haditsnya tidak seperti yang beliau duga. Tetapi Saya harus memberi permakluman, sebab beliau ini nampak semangat sekali belajar agama.
Mari kita buka matan haditsnya yang beliau kutip itu secara lengkap.
إنَّ الْحَلالَ بيِّن وإنَّ الْحَرَامَ بَيِّن وبينهما أمور مُشْتَبهاتٌ لا يَعْلَمُهُنَّ كَثِيرٌ مِنَ الناس فَمَنِ اتَقى الشبهات استبرأ لِدِينهِ وَعِرْضِهِ وَمَنْ وَقَعَ فِي الشبهَاتِ وَقَعَ في الْحَرام كَالرَّاعي يَرْعَى حَوْلَ الْحِمَى يُوشِكُ أنْ يَرْتَعَ فِيهِ.
"Sesungguhnya yang halal itu telah jelas dan yang haram pun telah jelas pula. Sedangkan di antaranya ada perkara yang samara-samar yang kebanyakan manusia tidak mengetahui (hukum) nya. Siapa yang menghindari perkara samara-samar, maka ia telah membersihkan agama dan kehormatannya. Siapa yang jatuh ke dalam perkara yang samar-samar maka ia telah jatuh ke dalam perkara yang haram. Ibarat penggembala yang berada di dekat pagar larangan (milik orang lain) dan dikhawatirkan ia akan masuk ke dalamnya.
Pembagian Hukum : Halal, Haram dan Syubhat
Dalam hadits ini, secara jelas Nabi SAW menerangkan bahwa suatu perkara itu ada 3 jenisnya, yaitu halal, haram dan syubhat. Yang halal jelas karena memang berdasarkan dalil-dalil yang menunjukkan bahwa perkara ini benar-benar halal dan sulit dibantah kehalalannya, seperti makan, minum, berjalan, tidur dan sebagainya.
Ada juga perkara yang haram karena memang jelas dalil keharamannya dan sulit sekali bahkan tidak bisa dibantah, seperti keharaman mencuri, berzina, riba, minum khomr dan sebagainya.
Dan jenis ketiga yaitu syubhat, yaitu perkara yang memang masih dalam ranah ketidak-jelasan antara halal atau haram. Tidak bisa dikatakan halal, karena berbau haram. Namun tidak bisa juga disebut haram, karena ketidakjelasan atau tidak ditemukan dalil pengharamannya.
Sampai sini jelas bahwa sesungguhnya hukum syubhat itu bukanlah perkara haram itu sendiri. Kalau memang itu haram, lalu buat apa Nabi SAW membaginya menjadi 3 jenis? Kenapa Nabi SAW tidak langsung saja mengatakan bahwa “..Syubhat itu bagian dari haram..”.
Dan pembagian Nabi SAW atas perkara itu menunjukkan bahwa setiap bagian itu tidaklah sama dengan bagian yang lain. Pembagian itu mengindikasikan perbedaan masing-masing bagian.
Penjelasan Al-Imam An-Nawawi Dalam Syarah Nawawi li Muslim : Syubhat itu Relatif
Al-Imam An-Nawawi rahimahullah ketika menjelaskan hadits ini dalam kitabnya Syarhun-Nawawi Li-Muslim, mengatakan bahwa perkara syubhat itu ialah perkara yang relatif. Bisa jadi hukum syubhat berlaku hanya untuk orang tertentu, namun bisa jadi hukumnya amat jelas dan tidak syubhat bagi orang lain.
Dalam teks hadits juga disebutkan
لا يَعْلَمُهُنَّ كَثِيرٌ مِنَ الناس “
Sedangkan di antaranya ada perkara yang samar-samar yang kebanyakan manusia tidak mengetahui (hukum) nya….”
Teks hadits tersebut menurut Imam Nawawi mengisyaratkan bahwa perkara syubhat itu untuk orang awam yang memang tidak mengetahui hukum agama. Sedangkan di mata para fuqaha dan ulama yang ilmunya mendalam, pada hakiatnya perkara yang hukumnya syubhat itu malahnyaris tidak ada.
Kenapa?
Karena yang namanya ulama sudah pasti punya ilmu yang mendalam dan sangat mengetahui bagaimana cara mengambil sebuah kesimpulan hukum pada sesuatu yang memang tidak ada nash secara langsung. Para ulama bisa menggunakan metode Qiyas, Istishhab atau sumber hukum lainnya. Jadi perkara yang buat orang awam jatuhnya syubhat , bagi orang alim menjadi tidak syubhat alias tidak ada samar-samar lagi. Hal itu semata-mata karena kedalaman ilmu agama yang mereka kuasai.
(Syarhun-Nawawi Li-Muslim 11/27)
Ini berarti bahwa perkara syubhat itu hanya perkara subjektif yang bisa saja hilang. Seseorang ketika baru saja berhadapan dengan sebuah perkara yang samar-samar dan ia tidak tahu apa hukumnya, ini menjadi syubhat.
Tapi ketika ia mulai belajar atau meminta petunjuk dari seorang ulama atas hukum perkara tersebut, yang awalnya samar-samar menjadi tidak rancu lagi dan hilang ke-syubhat-annya karena ia telah mengetahui hukumnya, entah itu jadi yang haram atau jadi yang halal. Jadi memang Syubhat itu tidak baku dan bisa hilang.
Benarkah Orang Yang Melakukan Syubhat = Melakukan Keharaman
Lalu kalau memang demikian, lantas bagaimana kita memahami potongan hadits berikut :
وَمَنْ وَقَعَ فِي الشبهَاتِ وَقَعَ في الْحَرام
Siapa yang melakukan perkara syubhat berarti ia melakukan perkara haram.
Secara harfiyah memang orang bisa saja keliru memahami potongan teks ini. Namun mari kita telaah penjelasan dari Imam Nawawi. Menurut beliau, potongan teks ini mempunyai dua makna :
Makna Pertama: seseorang melakukan yang perbuatan yang hukumnya syubhat secara terus menerus, walaupun dia tidak tahu hukumnya. Sehingga ada sikap agak menyepelekan hukum suatu perkaradan tidak mau mempelajarinya. Dan sikap meremehkan inilah perkara yang syubhat itulah sampai akhirnya ia melakukan yang haram tanpa ia sadari.
Makna Kedua: seseorang terbiasa menggampangkan sesuatu yang syuhbat, karena terlalu menggampangkan, ia terbiasa melakukan. Kalau sudah terbiasa melakukan yang syubhat, ia akan terus melakukan syubha-syubhat yang lain, karena terbiasa menggampangkan.
Dan sifatnya yang menggampangkan ini, membuat setan lebih mudah untuk menggodanya dan akhirnya ia juga akan terbiasa melakukan yang haram tanpa ada rasa bersalah dan malu. Karena sudah berani melakukan yang syubhat, yang harampun menjadi biasa dan tidak risih lagi untuk melakukannya.
(Syarhun-Nawawi Li-Muslim 11/29)
Penjelasan Al-Imam Ash-Shan'ani Dalam Subulus-salam
Al-Imam Ash-Shan’aniy dalam kitabnya Subulus-Salam (4/171) yang merupakan kitab syarat dari kitab hadits Bulughul Maram, juga ikut menjelaskan makna potongan hadits ini juga.
Beliau mengatakan bahwa yang dimaksud dengan pelaku syubhat itu jatuh kepada yang haram adalah orang yang melakukan syubhat biasanya sangat dekat dengan keharaman. Ibaratnya syubhat itu jembatan menuju perkara yang haram, sebagaimana yang dijelaskan dengan teks hadits selanjutnya.
“Seperti penggembala yang berada di dekat pagar larangan (milik orang lain) dan dikhawatirkan ia akan masuk ke dalamnya. Ketahuilah bahwa setiap raja memiliki larangan (undang-undang), ingatlah bahwa larangan Allah adalah apa yang diharamkan-Nya.”
Logikanya, kalau sesorang berani melakukan yang syubhat, bukan tidak mungkin dan sangat mungkin sekali ia berani melakukan yang haram. Karena bagaimanapun setan terus saja menggoda manusia dan membuatnya meremehkan sesuatu yang haram sebagaimana ia meremehkan sesuatu yang syubhat.
Meninggalkan Syubhat Melembutkan Hati
Sebenarnya perkara syubhat ini lebih dekat ke perkara hati sebagai benteng iman dalam melakukan segala hal. Seberapa berani kah diri ini melakukan sesuatu yang memang meragukan kehalalannya walaupun tidak ada dalil yang jelas atas keharamannya. Ujung-ujungnya melatih diri untuk lebih berhati-hati dalam bertindak terlebih pada masalah syariah.
Di ujung hadits ini dijelaskan bagaimana kerasnya hati kita jika terus menerus berani melakukan perkara yang samar-samar hukumnya. Dengan terus menerus menahan diri bersikap wara’ dan tidak menenggelamkan diri ke dalam sesuatu yang masih sangat rancu, itu semakin memupuk kekuatan iman dalam diri.
Tentu kita masih ingat bagaimana para ulama salaf sangat takut dengan perkara yang syubhat. Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa Imam Abu Hanifah menolak untuk memakan daging selama beberapa tahun. Alasannya bukan karena takut kolesterol atau darah tinggi, juga bukan karena bokek tidak punya duit buat makan sate. Dan beliau juga tidak pecicilan bikin fatwa haramnya makan daging kambing.
Ternyata alasannya sederhana sekali. Beliau tidak makan daging kambing cuma karena tahu bahwa kambing tetangganya hilang. Maka beliau khawatir sekali kalau sampai makan daging dari kambing hilang milik tetangganya itu. Wah . . . keren sekali.
Bagaimana dengan kita? Sewara' itukah kita saat ini? Tanyakan pada hati nurani kita masing-masing.
Wallahua’lam
Kalau Awam Boleh Ijtihad
Ahmad Zarkasih, Lc | 11 September 2017, 08:03 | 7.327 views |
Mampu atau Tidak Berkurban? Ini Standarnya
Ahmad Zarkasih, Lc | 23 August 2017, 06:31 | 5.261 views |
Lebih Utama Tidak Berbeda
Ahmad Zarkasih, Lc | 4 December 2016, 17:36 | 6.332 views |
Wajah Santun Dakwah Nabi Muhammad
Ahmad Zarkasih, Lc | 3 June 2016, 10:45 | 8.108 views |
Kalau Ada Pertanyaan 'Mana Dalil?'
Ahmad Zarkasih, Lc | 28 January 2016, 06:01 | 11.684 views |
Dilema 'Mujtahid' Kekinian
Ahmad Zarkasih, Lc | 26 January 2016, 06:56 | 11.083 views |
Muslim itu Yang Baik Sosialnya, Bukan Hanya Yang Rajin Ibadah
Ahmad Zarkasih, Lc | 8 December 2015, 06:28 | 16.362 views |
Nabi SAW Tidak Anti Kepada Non-Muslim
Ahmad Zarkasih, Lc | 5 November 2015, 05:26 | 11.063 views |
Belajar Fiqih itu Santai
Ahmad Zarkasih, Lc | 20 May 2015, 07:51 | 9.859 views |
Berguru Kepada Mesin Pencari Gugel
Ahmad Zarkasih, Lc | 23 March 2015, 22:42 | 11.103 views |
Ternyata, Shalat Wajib Hanya Satu!
Ahmad Zarkasih, Lc | 17 March 2015, 10:01 | 18.084 views |
Banci Jadi Imam, Boleh?
Ahmad Zarkasih, Lc | 12 March 2015, 12:47 | 9.421 views |
Bersiwak di Masjid Hukumnya Makruh
Ahmad Zarkasih, Lc | 27 February 2015, 20:30 | 7.712 views |
Mana Yang Boleh dan Tidak Boleh Berbeda
Ahmad Zarkasih, Lc | 12 February 2015, 06:36 | 10.003 views |
Nabi Tidak Mengerjakan, Berarti Itu Haram?
Ahmad Zarkasih, Lc | 7 February 2015, 06:31 | 17.524 views |
Shalat Zuhur Setelah Shalat Jumat
Ahmad Zarkasih, Lc | 23 January 2015, 14:02 | 9.587 views |
Satu Kampung Hanya Boleh Ada Satu Jumat, Begitukah?
Ahmad Zarkasih, Lc | 9 January 2015, 08:37 | 12.539 views |
Tidak Tahu Sok Tahu, Tahu Tapi Belagu
Ahmad Zarkasih, Lc | 1 November 2014, 10:24 | 17.166 views |
Shalat untuk Menghormati Waktu, Apa dan Bagaimana?
Ahmad Zarkasih, Lc | 8 October 2014, 08:36 | 28.015 views |
Kufu', Syarat Sah Nikah?
Ahmad Zarkasih, Lc | 31 August 2014, 11:20 | 12.694 views |
Kawin Paksa, Masih Zaman?
Ahmad Zarkasih, Lc | 16 August 2014, 04:53 | 7.748 views |
Puasa Syawal Hukumnya Makruh, Benarkah?
Ahmad Zarkasih, Lc | 29 July 2014, 22:32 | 18.165 views |
Kenapa Sahabat Melakukan Dosa, Padahal Mereka Generasi Terbaik?
Ahmad Zarkasih, Lc | 18 July 2014, 05:40 | 11.107 views |
Miskin Ilmu Jago Ngambek
Ahmad Zarkasih, Lc | 11 July 2014, 08:02 | 11.903 views |
Apakah Kita Cinta Nabi?
Ahmad Zarkasih, Lc | 23 June 2014, 08:21 | 9.867 views |
Semangat Ramadhan Harus Dengan Ilmu
Ahmad Zarkasih, Lc | 19 June 2014, 06:24 | 7.370 views |
Niat Berbuat Buruk Tidak Terhitung Dosa, Benarkah?
Ahmad Zarkasih, Lc | 7 June 2014, 09:47 | 25.660 views |
Merubah Kelamin, Bagaimana Jatah Warisnya?
Ahmad Zarkasih, Lc | 5 June 2014, 08:27 | 6.398 views |
Jual Beli Kucing, Haramkah?
Ahmad Zarkasih, Lc | 3 June 2014, 06:20 | 53.458 views |
Kanibalisasi Madzhab
Ahmad Zarkasih, Lc | 30 May 2014, 09:31 | 7.662 views |
Mau Ikut Nabi apa Ikut Ulama?
Ahmad Zarkasih, Lc | 13 May 2014, 20:00 | 16.766 views |
Tarjih Antara 2 Hadits Yang Bertentangan
Ahmad Zarkasih, Lc | 12 May 2014, 21:40 | 12.784 views |
Lawan Tapi Mesra
Ahmad Zarkasih, Lc | 20 April 2014, 12:48 | 7.944 views |
Imam Abu Hanifah dan Imam Al-Baqir
Ahmad Zarkasih, Lc | 1 April 2014, 09:01 | 9.478 views |
Professor Harfu Jarr
Ahmad Zarkasih, Lc | 28 March 2014, 21:58 | 11.995 views |
Madzhab Fiqih Zaidiyah
Ahmad Zarkasih, Lc | 26 March 2014, 21:37 | 14.424 views |
Imam Malik, Hadits Mursal dan Amal Ahli Madinah
Ahmad Zarkasih, Lc | 21 March 2014, 06:31 | 8.421 views |
Mengenal Madzhab-Madzhab Fiqih (Bag. 4)
Ahmad Zarkasih, Lc | 19 March 2014, 07:02 | 6.779 views |
Mengenal Madzhab-Madzhab Fiqih (Bag. 3)
Ahmad Zarkasih, Lc | 18 March 2014, 05:09 | 6.890 views |
Mengenal Madzhab-Madzhab Fiqih (Bag. 2)
Ahmad Zarkasih, Lc | 15 March 2014, 06:14 | 7.208 views |
Mengenal Madzhab-Madzhab Fiqih (Bag. 1)
Ahmad Zarkasih, Lc | 13 March 2014, 07:59 | 7.754 views |
Pendapat Awam Tidak Masuk Hitungan
Ahmad Zarkasih, Lc | 10 March 2014, 05:51 | 7.786 views |
Bukan Mujtahid Kok Mentarjih?
Ahmad Zarkasih, Lc | 2 March 2014, 06:40 | 11.064 views |
Mau Jadi Kritikus Madzhab Fiqih
Ahmad Zarkasih, Lc | 25 February 2014, 09:19 | 9.543 views |
Jama' Sholat Tanpa Udzur, Bolehkah?
Ahmad Zarkasih, Lc | 20 February 2014, 06:11 | 11.652 views |
Gono-Gini Antara Syariah dan Hukum Adat (Bag. 2)
Ahmad Zarkasih, Lc | 18 February 2014, 09:24 | 6.251 views |
Gono-Gini Antara Syariah dan Hukum Adat (Bag. 1)
Ahmad Zarkasih, Lc | 17 February 2014, 08:33 | 8.261 views |
Lumbung Tanpa Padi
Ahmad Zarkasih, Lc | 15 February 2014, 05:52 | 6.204 views |
Ijtihadnya Orang Awam
Ahmad Zarkasih, Lc | 13 February 2014, 06:59 | 12.316 views |
Membangun Keluarga Ahli Fiqih
Ahmad Zarkasih, Lc | 12 February 2014, 06:31 | 7.236 views |
Hukum Yang Punya Sebab
Ahmad Zarkasih, Lc | 7 February 2014, 06:45 | 16.012 views |
Ulama Juga Harus Mengerti Sains
Ahmad Zarkasih, Lc | 4 February 2014, 06:19 | 7.194 views |
Beda Level Penyanyi dan Suka Menyanyi
Ahmad Zarkasih, Lc | 31 January 2014, 06:18 | 9.415 views |
KHI : Kitab Suci Beraroma Kontroversi (bag. 2)
Ahmad Zarkasih, Lc | 27 January 2014, 08:27 | 6.323 views |
KHI : Kitab Suci Beraroma Kontroversi
Ahmad Zarkasih, Lc | 24 January 2014, 11:45 | 7.581 views |
Belajar Bijak dalam Berbeda dari Ulama Salaf
Ahmad Zarkasih, Lc | 19 January 2014, 18:21 | 11.060 views |
Meninggal Bersama dalam Kecelakaan, Bagaimana Pembagian Warisnya?
Ahmad Zarkasih, Lc | 10 January 2014, 16:25 | 7.015 views |
Kenapa Calo Dilarang, dan Agen Tidak?
Ahmad Zarkasih, Lc | 2 January 2014, 05:01 | 10.887 views |
Sepatu Yang Terbuat Dari Kulit Babi
Ahmad Zarkasih, Lc | 26 December 2013, 19:18 | 14.942 views |
Bolehkah Muslim Masuk Gereja atau Tempat Ibadah Agama Lain?
Ahmad Zarkasih, Lc | 24 December 2013, 05:03 | 17.536 views |
Pendapatku Benar Tapi Bisa Jadi Salah
Ahmad Zarkasih, Lc | 20 December 2013, 06:44 | 11.433 views |
Adakah Qadha' Sholat?
Ahmad Zarkasih, Lc | 14 December 2013, 05:36 | 16.288 views |
Belajar Taqlid dari Ibnu Qudamah
Ahmad Zarkasih, Lc | 8 December 2013, 12:56 | 10.022 views |
Fiqih Dulu dan Sekarang
Ahmad Zarkasih, Lc | 27 November 2013, 18:42 | 9.063 views |
Mayit Diadzab Karena Tangisan Keluarganya, Benarkah?
Ahmad Zarkasih, Lc | 21 November 2013, 05:56 | 10.103 views |
Menantang Ulama
Ahmad Zarkasih, Lc | 12 November 2013, 08:44 | 8.910 views |
Ilmu Fiqih Bukan Ilmu Sembarang
Ahmad Zarkasih, Lc | 7 November 2013, 16:54 | 14.668 views |
Sholat di Masjid Yang Ada Kuburannya
Ahmad Zarkasih, Lc | 25 October 2013, 18:23 | 12.809 views |
Nikah Punya Banyak Hukum
Ahmad Zarkasih, Lc | 20 October 2013, 06:59 | 14.163 views |
Jasa Penghulu Nikah Sirri
Ahmad Zarkasih, Lc | 3 October 2013, 15:09 | 8.197 views |
Titip Doa
Ahmad Zarkasih, Lc | 26 September 2013, 14:56 | 18.478 views |
Mengkritisi Slogan Kembali ke Al-Quran dan Sunnah
Ahmad Zarkasih, Lc | 19 September 2013, 14:03 | 17.652 views |
Tidak Bersedih Dengan Kematian Ulama Berarti Munafiq?
Ahmad Zarkasih, Lc | 16 September 2013, 10:10 | 11.276 views |
Fatwa, Apakah Wajib Ditaati?
Ahmad Zarkasih, Lc | 6 September 2013, 09:22 | 10.428 views |
Korupsi Bukan Pencurian, Tak Usah Potong Tangan
Ahmad Zarkasih, Lc | 3 September 2013, 08:05 | 9.253 views |
Hukum Mengambil Upah Dakwah
Ahmad Zarkasih, Lc | 29 August 2013, 15:42 | 20.771 views |
Sholat Jumat Tapi Tidak Mendengarkan Khutbah
Ahmad Zarkasih, Lc | 23 August 2013, 08:52 | 17.279 views |
Syubhat Bukan Haram
Ahmad Zarkasih, Lc | 13 August 2013, 05:50 | 11.618 views |
Haruskah Beri'tikaf dan Begadang di Malam Lailatul-Qodr
Ahmad Zarkasih, Lc | 30 July 2013, 03:43 | 11.202 views |
Al-Tanaazul (Turun Tahta) Dalam Kajian Fiqih
Ahmad Zarkasih, Lc | 27 July 2013, 06:31 | 6.256 views |
Hak Cipta Dalam Pandangan Syariah
Ahmad Zarkasih, Lc | 22 July 2013, 08:49 | 9.102 views |
Makna Jauf (Rongga) Dalam Pengertian Fiqih Puasa
Ahmad Zarkasih, Lc | 20 July 2013, 10:19 | 11.330 views |
Apakah Ada Istilah "Tajil" Dalam Syariah?
Ahmad Zarkasih, Lc | 18 July 2013, 05:36 | 7.857 views |
Tarawih 4 Rokaat 1 Salam, Boleh atau Tidak?
Ahmad Zarkasih, Lc | 13 July 2013, 14:29 | 12.104 views |
Setan Dibelenggu, Kenapa Masih Ada Yang Maksiat?
Ahmad Zarkasih, Lc | 11 July 2013, 14:20 | 9.353 views |
Yang Boleh Tidak Berpuasa Ramadhan
Ahmad Zarkasih, Lc | 8 July 2013, 16:37 | 8.113 views |
Siapa Yang Wajib Puasa Ramadhan?
Ahmad Zarkasih, Lc | 8 July 2013, 16:22 | 7.524 views |
Dilema Punuk Unta
Ahmad Zarkasih, Lc | 3 July 2013, 05:40 | 20.405 views |
Menyematkan Nama Suami di Belakang Nama Istri
Ahmad Zarkasih, Lc | 28 June 2013, 13:47 | 16.843 views |
Almarhum Bukan Gelar
Ahmad Zarkasih, Lc | 19 June 2013, 05:22 | 12.597 views |
Teka-Teki Fiqih
Ahmad Zarkasih, Lc | 11 June 2013, 08:04 | 25.196 views |
Ustadz Anonim di Medsoc
Ahmad Zarkasih, Lc | 8 June 2013, 06:09 | 7.228 views |
Keanehan Hukum Fiqih
Ahmad Zarkasih, Lc | 28 May 2013, 19:12 | 8.517 views |
Dokter dan Apoteker
Ahmad Zarkasih, Lc | 22 May 2013, 09:30 | 8.203 views |
Siapa Salah, Siapa Kena Getahnya
Ahmad Zarkasih, Lc | 20 May 2013, 20:45 | 7.898 views |
Matang Sebelum Waktunya
Ahmad Zarkasih, Lc | 18 May 2013, 11:47 | 8.453 views |
Masjid Kok Dikunci?
Ahmad Zarkasih, Lc | 28 April 2013, 01:44 | 8.460 views |
Buku Fiqih Yang Tidak Fiqih
Ahmad Zarkasih, Lc | 22 April 2013, 06:41 | 10.670 views |
Galaunya Para Ulama
Ahmad Zarkasih, Lc | 13 April 2013, 17:40 | 8.967 views |
Pengkhianat Ilmu
Ahmad Zarkasih, Lc | 4 April 2013, 05:00 | 7.386 views |
Menulis, Proses Penyelamatan Ilmu
Ahmad Zarkasih, Lc | 26 March 2013, 16:44 | 6.721 views |
Hukum Beli Barang Black Market
Ahmad Zarkasih, Lc | 8 March 2013, 07:00 | 13.560 views |
Meng-kecil-kan yang Kecil, Mem-BESAR-kan yang Besar
Ahmad Zarkasih, Lc | 22 February 2013, 05:53 | 7.697 views |
Ulama Pesanan
Ahmad Zarkasih, Lc | 17 February 2013, 08:01 | 7.525 views |
Keistimewaan Ilmu Faraidh
Ahmad Zarkasih, Lc | 10 February 2013, 10:31 | 8.131 views |
Ulama-ulama Bujang
Ahmad Zarkasih, Lc | 24 January 2013, 06:03 | 10.260 views |
Ahmad Zarkasih, Lc | 106 tulisan |
Hanif Luthfi, Lc., MA | 66 tulisan |
Muhammad Saiyid Mahadhir, Lc, MA | 57 tulisan |
Ahmad Sarwat, Lc., MA | 48 tulisan |
Isnan Ansory, Lc, MA | 26 tulisan |
Firman Arifandi, Lc., MA | 23 tulisan |
Sutomo Abu Nashr, Lc | 20 tulisan |
Aini Aryani, Lc | 19 tulisan |
Galih Maulana, Lc | 15 tulisan |
Muhammad Abdul Wahab, Lc | 13 tulisan |
Ali Shodiqin, Lc | 13 tulisan |
Isnawati, Lc., MA | 9 tulisan |
Muhammad Ajib, Lc., MA | 9 tulisan |
Siti Chozanah, Lc | 7 tulisan |
Tajun Nashr, Lc | 6 tulisan |
Maharati Marfuah Lc | 5 tulisan |
Faisal Reza | 4 tulisan |
Ridwan Hakim, Lc | 2 tulisan |
Muhammad Aqil Haidar, Lc | 1 tulisan |
Muhammad Amrozi, Lc | 1 tulisan |
Luki Nugroho, Lc | 0 tulisan |
Nur Azizah, Lc | 0 tulisan |
Wildan Jauhari, Lc | 0 tulisan |
Syafri M. Noor, Lc | 0 tulisan |
Ipung Multinigsih, Lc | 0 tulisan |
Solihin, Lc | 0 tulisan |
Teuku Khairul Fazli, Lc | 0 tulisan |
Jadwal Shalat DKI Jakarta19-1-2021Subuh 04:28 | Zhuhur 12:05 | Ashar 15:29 | Maghrib 18:20 | Isya 19:32 | [Lengkap]
|
Rumah Fiqih Indonesiawww.rumahfiqih.comJl. Karet Pedurenan no. 53 Kuningan Setiabudi Jakarta Selatan 12940 Copyright © by Rumah Fiqih Indonesia Visi Misi | Karakter | Konsultasi | Pelatihan | Materi | Buku | PDF | Ustadz | Mawaris | Video | Quran | Pustaka | Radio | Jadwal Link Terkait : Sekolah Fiqih | Perbandingan Mazhab | img
|