Niat Mandi Junub dan Tata Caranya | rumahfiqih.com

Niat Mandi Junub dan Tata Caranya

Wed 4 April 2007 22:09 | Thaharah > Mandi Janabah | 11.852 views

Pertanyaan :

Assalamu'alaikum wr wb

Pak Ustadz, apakah benar bila seseorang yang dalam keadaan junub terus mandi besar tapi tidak di niatkan untuk mandi junub maka mandinya dianggap seperti mandi biasa bukan mandi junub?

Dengan kata lain badannya masih dalam keadan hadast besar sampai dia mandi yang diniati untuk mandi junub. Kalau benar, bagaimana dengan amalan orang tersebut seperti sholat, sedangkan dia masih dalam keadaan junub.

Menurut saya, bukankah amalan seseorang dilihat dari niatnya?Kalo dia dalam keadaan junub terus mandi, bukankah di dalam hati sudah berniat untuk membersihkan diri dari hadast besar/berniat untuk mandi junub?

Yang terakhir, mohon dijelaskan adab yang dicontohkan nabi dalam hal mandi junub ini.

Wassalamualaikum wr wb

Jawaban :

Ust. Ahmad Sarwat, Lc., MA

Assalamu 'alaikum warahatullahi wabarakatuh,

Memang benar bahwa setiap amal tergantung pada niatnya. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

Sesungguhnya amal-amal itu dengan niat, dan setiap orang mendapatkan pahala sesuai dengan niatnya.

Oleh karena itulah maka setiap mujtahid selalu menyebutkan bahwa rukun pertama pada suatu ibadah itu adalah niat. Rukun yang pertama dalam ibadah wudhu' adalah niat. Rukun yang pertama dalam ibadah tayammum adalah niat. Rukun yang pertama dalam ibadah mandi janabah adalah niat. Rukun yang pertama dalam ibadah shalat adalah niat. Pendeknya, semua ibadah punya rukun, dan rukun yang pertama adalah niat.

Tanpa niat, maka suatu ibadah tidak akan diterima Allah. Sebab niat adalah rukun, di mana bila salah satu rukun tidak terpenuhi dalam suatu ibadah, maka ibadah itu ibarat bangunan yang kehilangan tiang pondasi. Roboh dan rata dengan tanah.

Niat Dalam Hati, Lafadz di Lidah

Namun kalau disebutkan kata 'niat', biasanya asosiasi kita langsung tertuju kepada lafadz atau bacaan niat. Padahal seluruh ulama mujtahid sepakat sejak awal bahwa yang namanya niat itu di hati, bukan di lidah.

Yang diucapkan di lidah bukan niat, melainkan lafadz niat. Lafadz niat oleh sebagian ulama dianggap sebagai penguat dari niat. Namun oleh sebagian ulama lain justru tidak boleh diucapkan, karena tidak ada contoh dari Rasululah SAW. Memang ada khilaf di kalangan para ulama mazhab tentang hukum melafadzkan niat ini. Tetapi yang pasti, seluruh ulama sepakat bahwa niat itu bukan lafadz yang diucapkan, melainkan apa yang ditetapkan di dalam hati.

Niat Mandi Janabah

Karena itu kalau ingin mandi janabah, niatkan saja di dalam hati bahwa kita akan mandi janabah. Dan hal itu tidak membutuhkan apapun, kecuali menyengaja di dalam hati. Tidak perlu melafadzkannya secara lisan. Sebab niat itu memang tempatnya di dalam hati.

Kalau di dalam hati sudah ada niat untuk mandi janabah, lalu mandilah sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Maka mandi itu sudah sah sesuai dengan haukum syariah Islam. Sudah bisa mengangkat hadats besar.

Akan tetapi kalau di dalam hati sama sekali tidak berniat untuk mandi janabah, meski pun diteruskan dengan mandi sesuai dengan tata cara yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, tentu tidak terhitung sebagai mandi janabah yang sah.

Mengapa?

Ya, karena kita sendiri tidak berniat untuk melakukannya sebagai sebuah ritual yang sah. Dan niat ini membedakan antara seorang yang mandi janabah betulan dengan sekedar mempraktekkannya. Seorang guru yang sedang mengajarkan tata cara mandi janabah, lalu mandi betulan, belum tentu mandi janabahnya itu sah. Tergantung niatnya, apakah dia memang betul-betul mau berniat mandi janabah, ataukah niatnya hanya sekedar memberi contoh praktis saja.

Semua kembali kepada niatnya. Dan niat itu di dalam hati, bukan di lidah.

Tata Cara Mandi Janabah

Adapun urutan-urutan tata cara mandi junub, adalah sebagai berikut

  1. Mencuci kedua tangan dengan tanah atau sabun lalu mencucinya sebelum dimasukan ke wajan tempat air
  2. Menumpahkan air dari tangan kanan ke tangan kiri
  3. Mencuci kemaluan dan dubur.
  4. Najis-nsjis dibersihkan
  5. Berwudhu sebagaimana untuk sholat, dan mnurut jumhur disunnahkan untuk mengakhirkan mencuci kedua kaki
  6. Memasukan jari-jari tangan yang basah dengan air ke sela-sela rambut, sampai ia yakin bahwa kulit kepalanya telah menjadi basah
  7. Menyiram kepala dengan 3 kali siraman
  8. Membersihkan seluruh anggota badan
  9. Mencuci kaki

Semua itu didasarkan pada penjelasan isteri Rasulullah SAW tentang bagaimana beliau mandi janabah.

Aisyah RA berkata, `Ketika mandi janabah, Nabi SAW memulainya dengan mencuci kedua tangannya, kemudian ia menumpahkan air dari tangan kanannya ke tangan kiri lalu ia mencuci kemaluannya kemudia berwudku seperti wudhu` orang shalat. Kemudian beliau mengambil air lalu memasukan jari-jari tangannya ke sela-sela rambutnya, dan apabila ia yakin semua kulit kepalanya telah basah beliau menyirami kepalnya 3 kali, kemudia beliau membersihkan seluruh tubhnya dengan air kemudia diakhir beliau mencuci kakinya (HR Bukhari/248 dan Muslim/316)

Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc


Baca Lainnya :

Apakah Kutubussittah Sudah Ditakhrij?
4 April 2007, 02:54 | Hadits > Musthalah Hadits | 13.344 views
Sikap Keras kepada Pelaku Bid'ah
3 April 2007, 23:19 | Umum > Bidah | 8.737 views
Haramkah Lukisan Gambar Nabi SAW
3 April 2007, 05:13 | Kontemporer > Hukum | 6.503 views
Ulang Tahun Perusahaan, Bid'ahkah?
3 April 2007, 02:28 | Kontemporer > Bidah | 10.295 views
Rokok: Halal atau Haram?
2 April 2007, 22:47 | Kontemporer > Hukum | 9.168 views
Kedudukan Orang Non Muslim di Akhirat
2 April 2007, 00:38 | Aqidah > Surga Neraka | 8.454 views
Tasawuf Vs Ilmu Ghaib
2 April 2007, 00:36 | Aqidah > Aliran-aliran | 10.657 views
Sholat Berjama'ah dengan Imam Orang Syi'ah
31 March 2007, 23:39 | Aqidah > Aliran-aliran | 10.440 views
Cara Menafsirkan Qur'an
29 March 2007, 03:57 | Al-Quran > Tafsir | 7.590 views
Fenomena Tulisan Allah Akhir-Akhir Ini
29 March 2007, 03:25 | Kontemporer > Fenomena sosial | 9.020 views
Larangan Sewaktu Junub
29 March 2007, 02:33 | Thaharah > Hadats | 8.287 views
Benarkah Sejarah Wali Songo Tayangan Televisi?
28 March 2007, 11:00 | Umum > Sejarah | 6.927 views
Panggilan Ayah dan Bunda
27 March 2007, 00:48 | Pernikahan > Zihar | 87.102 views
Mencari Tahu Siapa Pencuri?
27 March 2007, 00:16 | Aqidah > Ghaib | 24.441 views
Lambang Bulan Sabit dan Bintang
26 March 2007, 07:59 | Negara > Khilafah Negara Islam | 7.586 views
Penggunaan Ayat-Ayat Al-Quran untuk Menarik Hati Orang Lain
26 March 2007, 00:38 | Al-Quran > Tilawah | 45.409 views
Apa Fungsi Iddah Dalam Islam
26 March 2007, 00:08 | Pernikahan > Iddah | 9.884 views
Pemuatan Kartun Nabi Tidak Dianggap Penghinaan, Lalu Bagaimana Sikap Kita?
24 March 2007, 22:49 | Kontemporer > Fenomena sosial | 6.275 views
Orang Tua Jualan Rokok
24 March 2007, 11:17 | Kontemporer > Fenomena sosial | 7.260 views
Kamus Al-Munjid
23 March 2007, 03:57 | Kontemporer > Misteri | 18.928 views

TOTAL : 2.294 tanya-jawab | 48,902,111 views

KATEGORI

Jadwal Shalat DKI Jakarta

27-3-2023
Subuh 04:40 | Zhuhur 12:00 | Ashar 15:13 | Maghrib 18:04 | Isya 19:11 | [Lengkap]

Rumah Fiqih Indonesia

www.rumahfiqih.com
Jl. Karet Pedurenan no. 53 Kuningan Setiabudi Jakarta Selatan 12940
Copyright © by Rumah Fiqih Indonesia
Visi Misi | Karakter | Konsultasi | Pelatihan | Buku | PDF | Quran | Pustaka | Jadwal | Sekolah Fiqih