Bagaimana Batasan Bergaul dengan Mahram yang Tidak Abadi? | rumahfiqih.com

Bagaimana Batasan Bergaul dengan Mahram yang Tidak Abadi?

Wed 5 December 2007 08:55 | Kontemporer > Perspektif Islam | 8.129 views

Pertanyaan :

Assalamu'alaikum wr wb

Ustadz yang insya Allah dirahmati Allah..

Ada yang ingin saya tanyakan, sebenarnya pertanyaan ini sudah pernah saya kirim tapi jawabannya masih dalam prose terus. Bagaimana batasan bergaul dengan mahrom yang tidak abadi (khususnya ipar).

1. Bolehkah menampakan aurat di depan ipar (mis: membuka jilbab bagi wanita, pakai celana pendek bagi pria)?

2. Bolehkah bersentuhan dengan ipar (mis: bersalaman dalam rangka keluarga)?

Demikian pertanyaan saya, mohon kiranya bisa diberi penjelasan dengan segera, coz kami (kandung dan ipar ) terkadang tinggal dalam satu rumah, dan mungkin ini bisa juga bermanfaat untuk pembaca yang lain. jazakallah..

Wassalam.

Jawaban :

Ust. Ahmad Sarwat, Lc., MA

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Istilah 'mahram tidak abadi' memang jarang kita dengar, tidak ada salahnya kalau sebelum menjawab, dijelaskan dulu maksudnya.

Mahram Abadi dan Tidak Abadi

Makna istilah mahram adalah wanita atauorang yang haram untuk dinikahi. Seorang ayah menjadi mahram buat anak gadisnya, karena si ayah haram menikah dengan anak gadisnya sendiri. Demikian juga seorang ibu haram dinikahi oleh anak laki-lakinya sendiri.

Sebagai mahram, ada kebolehan terlihat sebagian aurat, bukan semuanya. Misalnya, seorang ibu boleh terlihat tangan, kaki, rambut, kepala, leher dan lainnya oleh putera-puteranya sendiri. Demikian juga, seorang laki-laki boleh melihat sebagian aurat adik atau kakak wanitanya.

Selain boleh melihat sebagian aurat, juga boleh terjadi sentuhan kulit, berduaan (khalwat) dan bepergian bersama (safar), termasuk membonceng sepeda motor.

Mahram Tidak Abadi

Lalu apa hubungannya dengah istilah 'mahram tidak abadi'?

Begini, ada wanita-wanita tertentu yang haram kita nikahi, tetapi tidak otomatis berarti kita boleh melihat sebagian auratnya, berduaan atau jalan bareng. Misalnya isteri tetangga. Sebagai wanita, isteri tetangga kita haram untuk kita nikahi, lha wong ada suaminya kok dinikahi.

Demikian juga dengan adik isterikita, atau kita sebut dengan ipar, juga termasuk yang haram untuk dinikahi. Dankitapun diharamkan melihat auratnya, apalagi berduaan dengan mereka.

Nah, inilah yang disebut dengan istilah mahram tapi bukan mahram. Haram untuk menikahinyadanharam juga untuk melihat aurat dan berkhalwat dengan mereka.

Dan karena sifatnya tidak abadi, untuk sementara saja, maka disebut dengan istilah mahram ghairu muabbad, atau mahram tidak abadi.

Apa maksudnya tidak abadi?

Maksudnya adalah bahwa isteri tetangga kita itu bila suaminya meninggal dunia, dan telah selesai masa iddahnya, maka otomatis kita boleh menikahinya. Demikian juga dengan adik isteri kita, seandainya isteri kita meninggal dunia atau terjadi talak, maka adiknya yang perempuan itu boleh kita nikahi.

Jadi keharaman untuk menikahinya bersifat sementara, tidak abadi.

Berbeda dengan ibu mertua yang kemahraman kita dengan beliau bersifat abadi. Meski anaknya sudah bukan isteri kita lagi, entah karena cerai atau meninggal dunia, namun tidak ada istilah mantan ibu mertua. Selama-lamanya ibu mertua kita itu akan menjadi mahram abadi kita.

Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc


Baca Lainnya :

Benarkah Agama Merupakan Produk Kebudayaan?
5 December 2007, 03:45 | Aqidah > Islam | 6.524 views
Hakekat Ibadah Qurban
5 December 2007, 02:31 | Qurban Aqiqah > Qurban | 7.360 views
Menghadapi Orientalis
4 December 2007, 00:25 | Aqidah > Agama lain | 7.031 views
Hukum Memakai Lotion Anti Nyamuk
3 December 2007, 23:21 | Kontemporer > Hukum | 11.523 views
Belum Meninggal Anak Sudah Menuntut Warisan
2 December 2007, 00:12 | Mawaris > Bagi waris berbagai keadaan | 7.167 views
Muhammadiyah dan Bukan Muhammadiyah
30 November 2007, 13:29 | Kontemporer > Kelompok/Aliran | 7.659 views
Kuburan Ditembok Seperti Makam Abu Ayyub Al-Anshari, Bolehkah?
29 November 2007, 08:46 | Aqidah > Kuburan | 9.503 views
Wudhu Tanpa Melepas Sepatu
28 November 2007, 01:29 | Thaharah > Wudhu | 9.967 views
Arisan untuk Naik Haji
28 November 2007, 00:54 | Haji > Haji Berbagai Keadaan | 6.314 views
Badal Haji
28 November 2007, 00:15 | Haji > Haji Berbagai Keadaan | 10.455 views
Apakah Peristiwa Mi'raj Nabi SAW Tertulis di Dalam Al-Qur'an?
25 November 2007, 23:16 | Al-Quran > Tafsir | 9.473 views
Mengharap Surga dan Takut Neraka atau Lillahi Ta'alla
25 November 2007, 23:02 | Aqidah > Surga Neraka | 14.287 views
Hadist Bukhari dan Muslim Pasti Shahih?
25 November 2007, 07:17 | Hadits > Status Hadits | 8.838 views
Kata Ganti Orang Dalam Al-Quran
23 November 2007, 04:23 | Al-Quran > Khazanah | 9.233 views
Mau Shalat Tapi Celana Kena Kencing
22 November 2007, 15:42 | Thaharah > Najis | 28.467 views
Cara Mencari Sanad dan Matan Dalam Hadist
22 November 2007, 13:05 | Hadits > Penerapan hadits | 29.472 views
Shalat Arbain di Masjid Nabawi Bagi Jamaah Haji Wanita
20 November 2007, 23:29 | Haji > Ritual terkait haji | 9.606 views
Hukum Mawaris dan Sistem Keluarga Dalam Islam
20 November 2007, 00:39 | Mawaris > Substansi ilmu waris | 6.565 views
Bagaimana Caranya untuk Mendapatkan Sholat Khusyu'
19 November 2007, 23:42 | Shalat > Shalat Dalam Berbagai Keadaan | 9.277 views
Shalat Shubuh di Pesawat Terbang
16 November 2007, 09:30 | Shalat > Shalat Dalam Berbagai Keadaan | 6.389 views

TOTAL : 2.294 tanya-jawab | 50,997,840 views

Jadwal Shalat DKI Jakarta

28-9-2023
Subuh 04:23 | Zhuhur 11:45 | Ashar 14:53 | Maghrib 17:51 | Isya 18:58 | [Lengkap]

Rumah Fiqih Indonesia

www.rumahfiqih.com
Jl. Karet Pedurenan no. 53 Kuningan Setiabudi Jakarta Selatan 12940
Copyright © by Rumah Fiqih Indonesia
Visi Misi | Karakter | Konsultasi | Pelatihan | Buku | PDF | Quran | Pustaka | Jadwal | Sekolah Fiqih