Kemenag RI 2019:Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim, dan keluarga Imran atas seluruh alam (manusia pada zamannya masing-masing). Prof. Quraish Shihab:
Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim, dan keluarga Imran atas umat-umat (di masa mereka masing-masing),
Prof. HAMKA:
Sesungguhnya, Allah telah telah memilih Adam dan Nuh dan keluarga Ibrahim dan keluarga lmran atas sekalian bangsa-bangsa.
Ayat ke-33 ini masih ada kaitannya dengan ayat sebelumnya, yaitu di ayat sebelumnya kita diperintahkan untuk mentaati rasul utusan Allah, maka di ayat ini dijelaskan siapa saja yang menjadi rasul atau utusan Allah.
Ternyata para nabi dan rasul sudah ada sepanjang zaman, sejak dari zaman nabi Adam hingga Nabi Isa alaihimassalam. Dan mereka adalah keturunan yang mendapatkan anugerah serta orang-orang yang dipilih oleh Allah SWT.
إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَىٰ
Lafazh inna (إِنَّ) berarti : Sesungguhnya. I'rabnya adalah nashab karena terletak di awal kalimat dan menyebabkan nashab pada isim dan membuat rafa’ (رفع) pada khabar-nya (تنصب الإسم وترفع الخبر).
Lafazh Allah (اللَّهَ) adalah lafzhul-jalalah, yaitu nama yang paling agung dari Tuhan kita. Statusnya dalam kalimat adalah isim atau mubtada’ yang status i’rab-nya nashab karena diawali dengan huruf inna (إنَّ).
Lafazh ishthafa (اصْطَفَىٰ) adalah fi’il madhi, dari asalnya (اصطفى - يصطفي) yang maknanya : memilih.
Dalam hal ini yang dimaksud dengan memilih adalah memberikan keistimewaan yang tidak diberikan kepada orang lain, yaitu dijadikan utusan Allah. Salah satunya sebagaimana yang disampaikan oleh Az-Zajjaj, yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan memilih adalah menjadikan mereka sebagai utusan Allah, yaitu nabi atau rasul pada zaman masing-masing.
Ada juga yang menfasirkan bahwa kata isthafa (اصْطَفَىٰ) itu asalnya adalah shafwah (صَفْوَةَ) yang artinya murni. Maksudnya Allah SWT memurnikan mereka dari sifat-sifat yang tercela dan rendah.
آدَمَ
Nabi Adam alaihissalam selain menjadi manusia pertama dan menjadi leluhur dari seluruh umat manusia, Beliau juga seorang utusan Allah alias nabi dan rasul yang membawa ajaran agama Islam kepada umatnya, meskipun saat itu hanya terdiri dari istri dan anak-anaknya.
Ibnu Asyur dalam Tafsir At-Tahrir wa At-Tanwir mengutipkan bahwa dalam kitab Kejadian dari kitab Perjanjian Lama, orang Yahudi menyatakan bahwa Nabi Adam ditemukan di bumi pada tahun yang sesuai dengan tahun 3942 sebelum Masehi, dan dia hidup selama 939 tahun, sehingga kematiannya terjadi pada tahun 3012 sebelum Masehi.
Namun para peneliti dan sejarawan meragukan validitas penanggalan ini dan menganggap keberadaan Adam jauh lebih awal dalam rentang waktu yang jauh lebih luas daripada yang ditetapkan oleh kitab Kejadian.
Dari sisi penciptaan, Nabi Adam diciptakan Allah SWT dengan tangan-Nya langsung, terbuat dari tanah lalu ditiupkan ruh-Nya.
(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah". Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya". (QS. Shad : 71-72)
Di antara kelebihan Adam adalah bahwa Allah SWT telah mengajarkan kepadanya nama-nama segala sesuatu.
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!" (QS. Al-Baqarah : 31)
Begitu tercipta, Allah SWT langsung memerintahkan kepada para malaikat yang mulia untuk bersujud untuk memberikan penghormatan kepada Nabi Adam.
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir. (QS. Al-Baqarah : 34)
وَنُوحًا
Nabi Nuh alaihissalam bin Lamik bin Methusalem bin Idris alaihissalam. Sebagian kalangan memperkiraan hidup di sekitar 1000 tahun setelah wafatnya Adam. Para sejarawan memiliki perbedaan pendapat tentang jarak waktu antara Nabi Adam dan Nabi Nuh. Kalau berdasarkan Kitab Taurat yaitu Kitab Kejadian 5:1-32 disebutkan bahwa Adam hidup selama 930 tahun dan Nuh lahir 1056 tahun setelah penciptaan Adam. Perhitungan ini menghasilkan jarak waktu sekitar 1986 tahun antara Nabi Adam dan Nabi Nuh.
Sedangkan Ibnu Ishaq, seorang sejarawan Muslim, menyebutkan bahwa Adam hidup selama 960 tahun dan Nuh lahir 950 tahun setelah penciptaan Adam. Perhitungan ini menghasilkan jarak waktu sekitar 1910 tahun antara Nabi Adam dan Nabi Nuh.
Sedangkan Ibnu Katsir menyebutkan bahwa Nabi Adam hidup selama 1000 tahun dan Nuh lahir 850 tahun setelah penciptaan Adam. Perhitungan ini menghasilkan jarak waktu sekitar 1850 tahun antara Nabi Adam dan Nabi Nuh.
Sebagian kalangan ada yang mengatakan bahwa Nabi Nuh adalah leluhur umat manusia generasi kedua. Karena di masanya, peradaban umat manusia di seluruh dunia pernah dimusnahkan oleh Allah SWT dengan banjir global. Namun sebagian sejarawan menolak hal itu. Alasannya karena banjir Nabi Nuh itu tidak sampai menenggelamkan seluruh umat manusia.
Nabi Nuh disepakati sebagai salah satu nabi yang bergelar Ulul Azmi, yaitu mereka yang diberikan karena kesabarannya yang luar biasa). Diperkirakan tinggal di wilayah sekitar Mesopotamia atau wilayah sekitar Irak dan Suriah.
Nabi Nuh AS diutus oleh Allah SWT kepada kaum penyembah berhala. Beliau mengajak mereka kembali menyembah Allah SWT dan meninggalkan kesyirikan. Namun, kaumnya menolak dan mencemoohnya selama berabad-abad. Hanya sedikit yang beriman kepada beliau.
Atas perintah Allah SWT, Nuh AS membangun kapal besar sebagai peringatan kepada kaumnya dan persiapan menghadapi banjir besar yang akan datang. Banyak yang menertawakannya, namun akhirnya banjir benar-benar terjadi. Hanya Nuh AS dan pengikutnya yang selamat bersama pasangan hewan-hewan di dalam kapal.
Setelah banjir surut, kapal berlabuh di Gunung Judi dan kehidupan baru dimulai. Nabi Nuh AS terus berdakwah hingga akhir hayatnya.
وَآلَ إِبْرَاهِيمَ
Lafazh aala (آلَ) artinya keluarga, sedangkan lafazh ibrahim (إِبْرَاهِيمَ) bukan asli bahasa Arab, tetapi merupakan unsur serapan dari bahasa lain. Al-Mawardi mengatakan dalam Bahasa Suryani, lafazh Ibrahim itu terbentuk dari dua kata yaitu abu (أَبُ) dan rahim (رَحِيْم).
Nama ibrahim disebutkan cukup banyak disebutkan dalam Al-Quran, tidak kurang dari 69 kali. Beliau menjadi asal muasal tiga agama besar, Yahudi, Nasrani dan Islam. Beliau adalah tokoh besar dan sosok yang dihormati seta dijadikan teladan oleh jutaan umat beragama di seluruh dunia.
Thahir Ibnu Asyur dalam At-Tahrir wa At-Tanwir menuliskan deskripsi dengan Nabi Ibrahim alaihissalam sebagai berikut :
Dia dilahirkan di Ur, Babilonia pada tahun 1996 SM, kemudian ayahnya pindah ke tanah Kanaan, tanah orang Fenisia, dan mereka tinggal di Haran. Kemudian ia keluar dari sana karena kelaparan yang melanda Haran, dan ia pergi ke Mesir bersama istrinya, Sara.
Disana, raja Mesir, yang bernama Firaun, mencoba mengambil Sara, tetapi Allah menampakkan tanda yang menghalangi niat Firaun, lalu Firaun menghormati Sara dan memberikannya seorang budak Mesir bernama Hajar.
Hajar menjadi ibu dari anak Ismail, dan setelah itu Hajar diperintahkan untuk dibawa pergi jauh yaitu di lembah Mekah. Kemdian ketika Ismail dewasa, Ibrahim membangun Ka'bah di sana. Kemudian, Ibrahim meninggal pada tahun 1773 SM.
Nabi Ibrahim adalah nabi ketiga yang bergelar ulul-azmi. Jarak waktu yang terbentang hingga kehidupan bangsa Arab di masa kelahiran Nabi Muhammad SAW tahun 571 Masehi cukup jauh. Kira-kira 26 abad lamanya.
Al-Quran menceritakan kisahnya dalam mencari Tuhan, yang sasaran pencariannya adalah semua yang ada di langit, dimulai dari bintang, kemudian pindah ke bulan, lalu pindah ke matahari. Semua itu adalah benda-benda angkasa yang diagungkan oleh bangsa Babilonia.
Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Inilah Tuhanku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam". Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku". Tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat". Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar". Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. (QS. Al-Anam : 76-78)
Perjalanan hidup seorang Ibrahim, beliau memang pernah hidup di berbagai belahan dunia, antara lain yang tercatat adalah :
Iraq : Awalnya Beliau disebutkan hidup lahir di Babilonia Mesopotamia. Di masa sekarang wilayah ini disebut Iraq.
Palestina : Beliau juga pernah tinggal di Baitul Maqdis di Palestina lalu menikah dengan Sarah.
Mesir : Beliau juga pernah tinggal di Mesir.
Arab : Nabi Ibrahim diperintah Allah untuk membawa Hajar dan puteranya Ismail ke jazirah Arabia.
Maka tidak salah kalau ada kalangan yang menyakini bahwa ruang lingkup dakwah Nabi Ibrahim berlaku untuk seluruh umat manusia, tidak hanya kepada kaum tertentu saja.
Keagungan Nabi Ibrahim alaihissalam adalah bahwa Beliau kemudian memiliki keluarga yang menjadi penerus dari perjuangannya, sehingga pada gilirannya Beliau sampai mendapatkan gelar : abul-anbiya’ (أبو الأنبياء) alias ayah dari para nabi.
Nabi Ibrahim menikah dengan Sarah dan Hajar. Dari Hajar Beliau mendapatkan anak keturunan yaitu Nabi Ismail, sedangkan dari Sarah lahirlah Nabi Ishak. Keduanya dipilih Allah SWT untuk menjadi nabi di dua wilayah yang berbeda. Nabi Ismail di Arab yang nantinya melahirkan Nabi Muhammad SAW.
Sedangkan Nabi Ishak tinggal di Palestina, yang nantinya punya keturuan para nabi dan rasul yang begitu banyak. Nabi Ishak memiliki anak, yaitu Nabi Ya’qub yang dikenal sebagai Israil. Nabi Ya’qub memiliki 12 anak, salah satunya bernama Nabi Yusuf alaihissalam.
Dari Nabi Ya’qub inilah kemudian mencul istilah Bani Israil, yang di kemudian hari, dari anak cucu keturunan mereka, Allah SWT akan mengangkat para nabi dan rasul dalam jumlah yang amat besar.
Allah SWT telah menganugerahi Nabi Ibrahim anak keturunan yang mana mereka adalah para nabi dan rasul, sebagaimana firman Allah SWT berikut :
Dan Kami telah menganugerahkan Ishak] dan Ya´qub kepadanya. Kepada keduanya masing-masing telah Kami beri petunjuk; dan kepada Nuh sebelum itu (juga) telah Kami beri petunjuk, dan kepada sebahagian dari keturunannya, yaitu Daud, Sulaiman], Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Dan Zakaria, Yahya, Isa dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang shaleh. Dan Ismail, Alyasa, Yunus dan Luth. Masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas umat (QS. Al-An’am : 83-86)
Kalau berdasarkan hadits nabawi, jumlah total nabi dan rasul mencapai angka 120.000 personal.
Dari Abu Dzar dia berkata,”Ya Rasulallah, berapa jumlah nabi?”. Nabi SAW menjawab,”Seratus ribu”. Dan Aku berkata duapuluh.
وَآلَ عِمْرَانَ
Lafazh aala imran (آل عمران) artinya adalah keluarga Imran, yaitu Imran bin Mathan. Dia adalah nama ayah dari Maryam, ibunda Nabi Isa, sehingga bisa disebut juga sebagai kakek Nabi Isa ‘alaihissalam.
Imran sendiri oleh kebanyakan ulama bukanlah seorang nabi utusan Allah. Demikian juga puterinya Maryam, juga bukan seorang nabi utusan Allah. Yang menjadi nabi adalah cucu dari Imran yaitu Nabi Isa alaihissalam.
Disebutkan bahwa awalnya istri Imran bernadzar kalau punya anak, akan dijadikan sebagai pelayan di Baitul Maqdis. Namun ternyata anak yang lahir bukan laki-laki melainkan perempuan. Kemudian dinamakanlah anak perempuan itu Maryam.
Maryam kemudian diserahkan kepada Nabi Zakariya untuk menjadi pelayan di Baitul Maqdis. Nabi Zakariya adalah seorang nabi utusan Allah yang diceritakan dalam Al-Quran sebagai sosok yang sudah tua renta, namun juga belum dikaruniai anak keturuan. Doanya tidak pernah berhenti sampai tumbuh banyak uban di kepalanya, bahkan hingga istrinya pun jadi tua alias jadi nenek-nenek.
Namun setelah sampai pada kondisi yang mustahil punya anak, ternyata akhirnya Allah SWT mengabulkan doa-doanya yang tidak pernah berhenti dipanjatkan. Allah SWT kemudian menganugerahinya seorang anak laki-laki yang bernama Yahya. Dia nantinya juga menjadi seorang nabi utusan Allah atau nabi dari para nabi Allah.
عَلَى الْعَالَمِينَ
Lafazh al-‘alamin (الْعَالَمِينَ) adalah bentuk jama’ dari ‘alam (عالم). Namun yang dimaksud bukan alam dalam bahasa Indonesia, misalnya alam pedesan atau alam pegunungan. Makna ‘alam yang dimaksud adalah segala sesuatu yang selain Allah sebagaimana dikatakan oleh Qatadah. Atau sebagaimana yang disebutkan oleh Al-Husein bin Fadhl, alam adalah segala yang menempati waktu.
Sedangkan Al-Farra’ bin Ubaid menyebutkan bahwa ‘alam itu sebutan untuk 4 makhluk, yaitu manusia, jin, malaikat dan syaitan. Sedangkan hewan tidak termasuk dalam sebutan ‘alam.
Ketika ayat ke-33 ini menyebutan bahwa Nabi Adam, Nabi Nuh, keluarga Nabi Ibrahim dan keluarga Imran sebagai orang yang dipilih, sebenarnya bukan berarti yang terpilih hanya mereka saja. Sebab di ayat lain kita justru menemukan ada juga nabi yang lain, yaitu Nabi Musa dengan status dipilih juga.
Dia berfirman, “Wahai Musa, sesungguhnya Aku memilih (melebihkan) engkau dari manusia (yang lain) untuk membawa risalah dan berbicara (langsung) dengan-Ku. (QS. Al-Araf : 144)
Selain itu keluarga dan keturunan Nabi Ibrahim yaitu Nabi Ishak dan Nabi Ya’qub juga disebut Al-Quran sebagai orang yang dipilih.
Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishaq dan Ya´qub yang mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi. Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat. Dan sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan yang paling baik. (QS. Shad : 45-47)